Keberpihakan media massa saat pemilihan umum merupakan hal yang jamak. Sebagai alat komunikasi politik, media massa memiliki pengaruh yang kuat bagi publik. Topik tentang pemilihan umum menjadi komoditas pemberitaan favorite. Baik lingkup nasional maupun daerah, mayoritas media massa serentak menjadikan pemilihan umum sebagai berita utama. Seperti yang dilakukan oleh Radar Madura dalam masa kampanye Pilpres. Sebagai media massa lokal di Madura, Radar Madura menjadikan kunjungan Capres & Cawapres ke Madura sebagai topik berita utamanya. Sejatinya pemilihan topik berita utama dan menentukan sudut pemberitaanmerupakan kebijakan redaksi. Namun yang terjadi saat ini adalah indikasi keberpihakan yang berakibat adanya bias pemberitaan. Oleh sebab itu maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pembingkaian yang telah dilakukan oleh Radar Madura. Penelitian akan berfokus pada berita utama harian Radar Madura di dua periode masa kampanye Pemilihan Presiden dan wakil Presiden, yakni pada 2014-2019 dan 2019-2024. Metode analisis yang digunakan adalah analisis framing, dengan pendekatan teori milik Pan & Kosicky. Hasilnya adalah Radar Madura telah berusaha netral dengan tidak menonjolkan salah satu pasangan Capres & Cawapres. Namun, kemudian ditemukan fakta bahwa Radar Madura telah melakukan pembedaan dalam membingkai berita kedatangan dua pasang Capres & Cawapres di Pulau Madura.
Artikel lengkap bisa diakses di laman jurnal KOMUNIKATIF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar