Senin, 10 November 2014

Gili Labak Primadona Baru wisata Madura

       Pelan namun pasti, nama Gili Labak akan menjadi objek wisata favorit di Madura . Sebuah pulau kecil yang hanya seluas tiga kali lapangan sepak bola ini telah membius banyak wisatawan. Pemandangan alam yang masih asri khas pulau tropis menyambut kedatangan wistawan. Pulau yang berada di selatan Sumenep ini juga menawarkan eksotisme gugusan terumbu karang yang masih alami. Awal November ini saya berkesempatan mengunjungi pulau yang sedang menjadi perbincangan di dunia media sosial ini.





       Meskipun sudah cukup ramai dikunjungi wisatawan, namun belum ada fasilitas layanan informasi yang memadai. Wisatawan hanya bisa mendapatkan informasi dari blog milik wisatawan yang telah berkunjung. Selain kurangnya informasi resmi, calon pengunjung juga akan kesulitan saat mencari transportasi menuju ke pulau berpasir putih ini. Hanya terdapat beberapa agen wisata yang memang menyediakan layanan wisata ke pulau kecil ini

      Beruntung bagi saya dan rombongan sebanyak 9 orang. Salah satu dari kami ternyata memiliki rekan di Sumenep yang bisa mengusahakan perahu untuk dipakai mengantar kami. Saya dan rombongan sengaja ingin menginap di pulau yang masih asri ini. Tujuan kami menginap adalah ingin meninkmati suasana matahari terbenam dan matahari terbit.

        Berangkat dari pelabuhan kalianget, setidaknya butuh 2 jam perjalan untuk sampai ke lokasi. Alat transportasi yang kami gunakan adalah perahu kayu dengan kapasitas 20 orang. Awalnya saya merasa takut. Disarankan untuk berangkat menyebrang saat pagi hari. Pasalnya saat pagi hari cuaca dan ombak censerung tenan. Terlebih bisa melihat aktifitas nelayan ketika menangkap
    
    Menginjakkan kaki di pulau ini, tidak terlihat seperti layaknya tempat wisata. Hanya tampak beberapa rumah nelayan yang sepi. Hanya beberapa penduduk yang terlihat. Kesan pertama adalah melihat hamparan pasir putih yang begitu putih. Pantulan cahaya matahari sore seakan menambah keindahan pantai. Di pantai ini juga dijadikan pelabuhan tradisional perahu milik nelayan.

        Salah satu blog yang saya kunjungi sebagai referensi memang menyebutkan jika air laut pulau gili labak begitu jernih. Bahkan di blog lain menyebut jika perahu seakan melayang karena kejernihan air lautnya. Memang, bukan isapan jempol. Di atas perahu saya melihat dasar pantai, airnya begitu jernih.
     
       Sangat disayangkan jika belum ada dermaga yang layak. Perahu milik nelayan atau pengunjung dengan bebas berlabuh di bibir pantai. Jangkar diturunkan sembarangan. Saya merasa jangkar ini bisa merusak terumbu karang yang ada. Rugi jika terumbu karang di pulau ini rusak karena tertimpa jangkar perahu.

  Begitu mendapat ijin dari RT setempat Kami segera mencari lokasi untuk mendirikan tenda. Sebenarnya oleh ketua RT telah diberi pilihan lokasi uang biasa digunakan wisatawan lain untuk m3ndirikan tensa. Salah satunya adalah sisi pulau bagian timur. Akhirnya kami memilih lokasi ini. Barang-barang bawaan lalu ditunkan dari dalam perahu yang berlabuh di bibir pantai.


        Pulau gili labak dikelilingi oleh pantai pasir putih diseluruh pulau. Cukup butuh waktu 30 menit untuk berkeliling pulau. Kapal hanya dilabuhkan di sisi barat dan timur pulau. Di sisi inilah terdapat gerbang masuk perkampungan. Hal ini ditandai dengan adanya rumah penduduk sebagai penyambut. Dirumah penduduk lokal ini juga dijual berbagai kebutuhan seperti makanan dan minuman dalam kemasan. Harga yang dijual juga relatif sama dengan harga di daratan. Saya mencoba membeli sebotol minuman bersoda ukuran kecil seharga Rp 4000.



        Tenda selesai didirikan di bagian imur pulau. Selanjutkan saatnya mempersiapkan makanan yang telah dibawa. Senja menjelan malam, suasana pulau begitu gelap. Tampak hanya lampu dari pulau seberang, pulau talango yang cukup jelas terlihat. Sebenarnya, penduduk gili labak telah menggunakan listrik bersumber dari tenaga surya. selain listrik dari panel tenaga surya, generator listrik juga dipakai penduduk.

      Menjelang malam selepas magribh, ternyata bulan sudah muncul. Kunjungan ke pulau ini bertepatan dengan masa bulan penuh. Suasana malam tidak lagi gelap berkat terpaan cahaya bulan yang begitu terang. Seluruh pulau dapat terlihat secara samar.


     
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unsur-unsur KeIslaman dalam Corak Motif Batik Pamekasan Madura Melalui Analisis Semiotika

  Sumber Foto: okezone The Madurese are described as very religious, many of their customs and cultural attributes represent Islam. Islam ha...