Rabu, 12 November 2014

Menyambut pagi di Gili Labak

        Bermalam di Gili Labak bisa dilalui dengan lancar. Jauh berbeda dengan bayangan awal saya yang mengira jika angin laut akan bertiup kencang. Malam itu hanya da angin semilir serta deru suara ombak laut yang terdengar dari dalam tenda.

        Pagi dimulai lebih cepat di pulau timur pulau Madura ini. Meskipun masih menunjukkan pukul 04.00 wib, langit sudah mulai berganti warna menjadi lebih terang. Di ufuk timur gradasi warna mulai tampak dengan dominasi warna kuning kemrahan. Namun, di langit sisi barat bulan masih enggan pergi dan tetap memancarkan cahayanya. Langit menjadi kebiruan di sisi barat, air laut juga memantulkan cahaya bulan.


        Perlahan matahari muncul membelah laut yang sedang surut. Cahaya fajar memantul dari langit. Begitu jernih langit pagi tanpa polusi udara. Sebuah pemandangan yang luar biasa, terasa seperti di film-film. Tidak lama, ketika matahari mulai utuh tampak, aktifitas penduduk juga dimulai. Banyak yang berjibaku mengurus perahunya, adapula yang berangkat menelusur pantai yang surut.

        Saya memilih berkeliling pulau sembari melihat matahari terbit dari berbagai sisi pulau. Ternyata, dari setiap sisi pulau terbitnya matahari tetap bisa dinikmati dengan indah. Siang menjelang saatnya mencoba snorkling menikmati keindahan terumbu karang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Meaning of Madura Batik Patterns in a Review of Visual Communication, Culture, and Religiosity Elements

  Cultural acculturation and religiosity strongly influence the creation of Madura Batik. The pattern of batik motifs is interesting to stud...