Senin, 02 Oktober 2017

Surabaya - Bandung

    Minggu kemarin menjadi pengalaman pertama bagi saya menaiki gerbong eksekutif. Perjalanan Surabaya menuju Bandung saya tempuh dengan kereta eksekutif Turangga. Jujur, saya memang belum pernah bekereta api jarak jauh, paling jauh hanya sampai Jogja. Namun, paling sering adalah touring dengan motor.

Berangkat dari stasiun Gubeng menjelang malam, bisa dipastikan jika perjalanan saya menuju Bandung dihabiskan semalaman. Jam tiba yang tertera di tiket adalah pukul 5 pagi, jadi kurang lebih 12 jam waktu yang dibutuhkan. Mungkin ini adalah jarak tempuh nonstop terlama yang pernah saya lakukan.

    Gerbong eksekutif jelas memang berbeda jika dibandingkan dengan gerbong ekonomi. Paling jelas terlihat pada susunan bangku penumpangnya. Lega, itulah yang bisa saya simpulkan. Saya sendiri berada dibangku baris 7D, berada di dekat jendela. Cukup nyaman karena kaki bisa selonjoran tanpa halangan.

    Oke, kereta berangkat tepat waktu, pukul 16. 30. Pengalaman pertama yang saya rasakan adalah kenyamanan bangku yang empuk. Saya bisa mengatur sandaran saya, tegak atau sedikit rebahan, dan itu sama sekali tidak menggangu penumpang di belakang saya. Kenyamanan bangku ditambah pemandangan di luar jendela menambah sensasi naik gerbong eksekutif.

    Namun, malam akhirnya datang, alhasil pemandangan di luar kereta menjadi gelap. Sesekali lampu jalan terlihat remang karena kereta melaju cepat. Sesekali lampu perlintasan kereta terlihat ketika kereta melintas. lama-lama saya merasa bosan, pemandangan yang monoton. Demi mengobati kebosanan akhirnya memutuskan mengulik gadget saya. memang sejak awal saya berniat menaruh gadget saya untuk menikmati sensasi berkereta, namun apa daya rasa bosan terus mendera. Gadget dalam tas akhirnya saya raih.

    Sesekali melihat ke arah jendela, saya juga melihat ke TV yang disediakan. Sayangnya, tv yang cukup besar ini hanya menayangkan tayangan yang tidak mampu mengobati kebosanan saya. Akhirnya, game dalam gadget menjadi solusinya. Namun, ternyata saya salah mengunduh game, karena game yang saya unduh termasuk game online, dan kartu seluler saya tidak cukup baik mengcover kecepatan data.

    Ternyata saya menyimpan unduhan film dalam kartu memori gadget saya. Untung, lumayan sambil merasakan hentakan kereta saya bisa menonton film. Kali ini film yang saya unduh adalah salah satu film yang bintangi oleh Antonio Banderas, film ini merupakan remake. Kurang lebih hampir 2 jam saya fokus ke depan layar gadget, bahkan tidak peduli ketika ada pramugara menawarkan minuman hangat.

    Film berakhir, saya mulai tersadar kereta sudah hampir sampai Madiun. Beruntung, sinyal 4G gadget saya mulai tampak, akhirnya mulai browsing di media sosial. Saya pikir kantuk akan datang lebih awal, sayang tidak kunjung mengantuk. Sementara rekan di samping saya ternyata sudah terlelap dalam tidurnya. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam ketika kereta telah memasuki Jogja.

    Yap, akhirnya saya memutuskan untuk berjalan menuju gerbong restorasi, mencoba restorasi kelas eksekutif. Perjalanan menuju gerbong restorasi ternyata cukup sulit, jalan menjadi sempoyongan karena goyangan gerbong. Namun, justru menjadi pengalaman menarik bagi saya.

    Sesampainya di gerbong restorasi, saya memesan kopi hitam. Bersama rekan di samping bangku saya tadi, saya mulai mengobrol menghabiskan waktu. Sembari mengulik gadget, saya mengobrol dengan penumpang lain yang berbagi bangku restorasi. Ternyata tidak cuma saya yang merasa bosan, ada yang lain juga.

    Kurang lebih hampir satu jam saya habiskan di gerbong restorasi. Akhirnya rasa kantuk mulai datang, saya memutuskan kembali ke gerbong saya. Kebetulan kereta berhenti di stasiun Tugu Jogja. Dalam arah kembali ke gerbong ternyata banyak penumpang yang berada di luar gerbong saat kereta berhenti di stasiun. Mereka mengambil kesempatan untuk merokok. Memang di dalam gerbong penumpang dilarang merokok, jika tertangkap  konsekuensi nya adalah diturunkan paksa.

    Kembali ke bangku 7D, sayang saya tidak jadi tidur. Tiba-tiba rasa kantuk hilang, mengulik gadget kembali menjadi cara mengatasi kebosanan. Hingga sekitar pukul 1 malam tak terasa mata sudah agak berat, akhirnya saya tertidur.

Pukul 4 subuh saya terbangun, ketika kereta memasuki stasiun Cipendeuy. Satu jam lagi kereta akan tiba ke tujuan. Benar, tidak berapa lama kereta telah sampai ke tujuan, yakni stasiun Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Unsur-unsur KeIslaman dalam Corak Motif Batik Pamekasan Madura Melalui Analisis Semiotika

  Sumber Foto: okezone The Madurese are described as very religious, many of their customs and cultural attributes represent Islam. Islam ha...